Sabtu, 26 Juni 2021

PTM Terbatas, Tantangan Tahun Ajaran Baru

Awal Juni kemarin, Faber Castel mengadakan undangan untuk mengikuti Zoom. Temanya, "Refleksi Pendidikan  Indonesia, di antara PJJ dan PTM". 

Sebagai seorang guru yang juga menulis di blog, tentu saja tema ini sangat menarik dan momentnya pas. Dari gambar di flayernya, sepertinya Faber Castel mengeluarkan produk baru yang berhubungan dengan ponsel, pasti keren.



Sumber: Dokumen pribadi


Tak disangka, paket kiriman datang. Sebuah surat, buku, serta sample satu set box berisi pensil, pulpen, penghapus,dan  rautan. Nah, ada satu lagi produk inovasinya, yaitu semacam pen yang dapat digunakan di ponsel. Ehm, kata penulis seksligus travel blogger, Mbak Dewi Rieka, kalau pakai alat ini, lumayan pas main ponsel sambil makan gorengan, gak kotor layarnya, hehe.


Narasumbernya adalah Saufi Sauniawati, S.S., seorang praktisi pendidikan yang juga seorang ibu yang membimbing anaknya belajar daring.

PJJ, oh, PJJ

Melihat kembali pelaksanaan pembelajaran di sekolah sejak pandemi, banyak sekolah yang tidak lagi melakukan tatap muka, tetapi melalui pembelajaran jarak jauh (PJJ). Ada yang daring maupun luring, tergantung situasi dan kondisi masing-masing. 

Kami diajak berdiskusi tentang pembelajaran daring yang sudah berlangsung. Tentunya kita juga masih ingat, semua dilaksanakan secara dadakan. Siap ataupun tidak, para guru, orang tua, maupun siswa, harus mengikuti PJJ. 

Sumber: Materi presentasi webinar

Banyak kendala yang muncul, baik dari segi sumber daya manusia, sarana maupun prasarana.  Pemerintah pun tidak tinggal diam. Berbagai kebijakan serta panduan pembelajaran, dikeluarkan. Semuanya dilakukan agar terhindar dari penyebaran Covid-19 yang tak kunjung usai. 

PTM, Apalagi Ini?

Setahun lebih kita sudah melaksanakan PJJ. Bagaimana dengan pelaksanaan Tahun Ajaran Baru 2021/2022?

Orang tua banyak yang galau, apakah mau tatap muka atau PJJ. Alasan yang mau tatap muka, karena merasa anaknya sudah bosan dan stres belajar di rumah. Tidak ada kemajuan dalam pendidikan anaknya, orang tua susah dalam mengajarkan anaknya di rumah, anaknya main HP saja, atau sebaliknya, karena tidak punya gawai dan kuota. 

Sementara barisan orang tua yang ingin tetap melakukan PJJ adalah karena mereka sudah merasa nyaman dengan PJJ, khawatir terkena Covid-19, dan sebagainya.

Menyikapi hal tersebut, berdasarkan Surat Keputusan bersana (SKB) empat menteri, yakni Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri, maka lembaga pendidikan bisa melakukan pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas dengan protokol kesehatan yang ketat. 

Sumber: Materi presentasi webinar

Lebih jelasnya, sistem pembelajaran dilakukan dengan blended learning, yakni pembelajaran yang memadukan Pertemuan tatap muka dengan pembelajaran secara daring. Contoh, dalam seminggu, tiga hari tatap muka di sekolah dan dua hari belajar dari rumah. 

Tentunya, hal ini bisa dilakukan jika:
1. Mendapatkan persetujuan dari pemerintah daerah (termasuk zona aman untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka)
2. Sekolah yang bersangkutan sudah menyiapkan sarana dan prasarana, fasilitas, serta gurunya sudah divaksin. 
3. Orang tua setuju untuk melaksanakan tatap muka.
4. Anak dalam kondisi sehat, tidak mengalami gejala covid-19. 

Orang tua pun bisa memilih apakah akan melaksanakan tatap muka atau tidak. Yang pasti, jangan sampai muncul adanya cluster baru dari Covid-19 dalam pembelajaran tatap muka terbatas ini. 

Sebenarnya, beban guru pun bertambah, karena harus mempersiapkan dua macam pembelajaran, yakni untuk daring dan tatap muka. 

Sampai di sini saya tahan napas sebentar. Kebanyakan peserta adalah para orang tua yang curhat tentang permasalahan anaknya belajar daring. Sebagai seorang guru, setidaknya minimal terwakili betapa sulitnya mengajar daring. 

Tugas guru, orang tua,  dan siswa bertambah. Sudah selayaknya kita bersatu dan mencari solusi agar pembelajaran terlaksana dengan baik. 

Hingga pukul 12.00 WIB, acara Zoom belum selesai. Banyak peserta yang antusias bertanya. Pembicara, Mbak Saufi, sangat bersemangat, sehingga saya sendiri tidak mengantuk ketika mengikuti kegiatan ini. 


Stylus Faber Castel, Kamu harus Punya

Ayo, siapa nih, yang saat ini anaknya sudah mengikuti penilaian akhir tahun? Atau sudah mendaftar sekolah di tahun ajaran baru? Hampir semuanya dilakukan serba daring. Saya sendiri sangat mendukung pembelajaran daring. Para guru, orang tua dan peserta didik belajar teknologi. Tentunya hal ini sangat menguntungkan, agar kita tidak tertinggal kemajuan dengan negara lain. 

Saya senang Faber Castel pun cepat tanggap. Dengan adanya produk set untuk ujian yang dilengkapi stylus pen. Bukan sekedar untuk gaya, tetapi memang cukup membantu sebagai solusi belajar daring. Harganya pun sangat terjangkau untuk anak sekolah. 

Sumber: Materi presentasi webinar


Penggunaannya pun cukup mudah. Tinggal pasang di ujung pensilnya, lalu gunakan di ponsel dengan layar sentuh, baik android atau pun iPad.

Berikut ini contoh penggunaan Stylus Faber Castel di ponsel android. 


Sumber: Materi presentasi webinar


Saya sangat senang sekali. Cukup membantu untuk anak saya yang daftar sekolah dan akan ujian masuk, secara daring. Semua semakin mudah, terus melaju, jangan mempersulit diri.

Salam sehat dan maju bersama Faber Castel. 

28 komentar:

  1. Masa pandemi dan PJJ sepertinya makin membuat guru, orang tua dan murid kreatif menerapkan cara baru, tapi di satu sisi banyak yang terkendala jika hanya dilakukan secara daring. Semoga pandemi segera berakhir yaa..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aaamiin yra. Memang seperti itu. Semua pasti ada plus minusnya. Yang penting kita mampu beradaptasi, gak gampang ngeluh dan menyerah.

      Hapus
  2. saya orang tua yang udah mager mau nganterin anak PTM bu hahahha... tapi memang saya senang mengajarkan hal baru ke anak, berasa puasnya kl mereka mudeng dengan apa yang saya ajarkan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semangat Mbak Ellin. Jangan mager. Nanti gurunya juga keenakan, ikutan mager, hahaha.

      Hapus
  3. Betapa berat yang dihadapi orang tua saat ini. Ikut belajar, ikut berstrategi, ikut latihan dan yang pasti ikut bersabar

    BalasHapus
    Balasan
    1. Apalagi gurunya, hehe. Sabar, ya, Bun. Semoga semuanya bisa beradaptasi dan mendapatkan yang terbaik.

      Hapus
  4. Di era sekarang sih, guru memberi bahan ajaran, selebihnya orang tua yang mebimbing dan membantu mengarahkan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa dibilang seperti itu, Ortu yang berperan karena anaknya ada di situ. Guru selain memotivasi anak, memotvasi ortu juga.

      Hapus
  5. Yang saya rasakan setahun terakhir ini, ortu dan guru emang harus kompak, ya, Mbak. Semua belajar bersama untuk mendapatkan cara belajar yang paling efektif dan menyenangkan buat anak-anak 😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betulll. senangnya, akhirnya ada ortu yang memahami juga.

      Hapus
  6. Media pendidikan memang serba ditantang di saat covid-19 seperti ini ya.. tapi seneng kalau ngelihat para aktor di dunia pendidikan bisa beradaptasi untuk tetep menyemangati generasi muda untuk terus belajar, walaupun melalui media daring

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sudah kewajiban. Kasihan ke anak didik juga. Yang penting semangat, ortu dan pihak lain juga mendukung.

      Hapus
  7. Hahaha menginspirasi sekali itu statementnya mba Dewi; dengan faber castel kita jadi bisa lihat hp sambil makan gorengan tanpa tapi ga buat layar kotor hahaahah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aku juga senang bacanya, lucu, makanya saya masukin ke cerita. Maaf, ya, kak Dedew, saya masukin ke sini. Hehe.

      Hapus
  8. memang peran orang tua dan guru di masa pandemi kian bertambah untuk mendukung kegiatan belajar, semua pihak termasuk muridnya sendiri juga kudu bisa diajak kompromi supaya PJJ lancar :")

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setujuhh. Semoga pandemi berlalu, tapi kenapa pas mau masuk sekolah lagi, pandemi jadi meningkat lagi. Uhuhu.

      Hapus
  9. Di masa pandemi dibutuhkan peran semua pihak agar pendidikan tetap terlakasana dengan baik apalagi dengan bantuan faber castell ini. Tentu akan sangat membantu ya Mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul. Alhamdulillah, saya kaget juga, ternyata harganya terjangkau dengan merek Faber Castell.

      Hapus
  10. pembelajaran jarak jauh gini, paling menantang buat guru TK/paud kayaknya deh. ya ... gimana dong, anak kecil beda dengan anak yang lebih besar. tetap semangat selalu !!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihi, kalau anak PAUD/SD Awal, kebutuhan khusus. memang ortunya yang diberdayakan, Mbak. Hehe.

      Hapus
  11. Stylusnya ini enak banget sih dipake, jadi jarang typo kalau ngetik. Ini stylus suka dipake papa ku. Soalnya di rumah ngga ada yang ngelakuin PJJ xD

    BalasHapus
    Balasan
    1. BUat menggambar, bisa, kok. Buat scroll layar ponsel juga bisa, apalagi klo sambil ngemil. cuma belum biasa aja, ya. hehe.

      Hapus
    2. iya stylusnya enaaaakkk. Iya aku juga yang make suamiku buat WFH hehehe,,, soalnya haura baru mau mulai sekolah

      Hapus
    3. Wah, gak kerasa. Anaknya udah mau masuk sekolah. Semangat, Mbak Wita. Akhirnya merasakan jadi ortu di masa PJJ, hehe.

      Hapus
  12. Wuih ini namanya guru milenial. Saat harus menyiapkan bahan ajar bisa pake stylus FC.
    Sebagai guru tentu banyak suka dukanya saat PJJ ya, selain kita sendiri harus belajar teknologi baru, kita juga harua memastikan anak didik untuk dapat mengikuti cara brlajar baru ini. Namun sejauh ini nampaknya ortu sangat membantu dalam PJJ ya. Semoga pandemi segera berlalu dan anak anak aman brljar di sekolah.

    BalasHapus
  13. Aaamiin yra. Ya, Bun. Saya kalau membuat gambar di ponsel sudah pakai sylus pen. Alhamdulillah, ada kerjasama yang baik dari ortu, semoga lancar semuanya.

    BalasHapus
  14. Kece banget si stylus pen ya ternyata mbak. Anakku yang lagi belajar lettering dan suka gambar juga bakalan seneng nih kalo dibelikan. Bisa juga menunjang proses belajar dia karena usah swtaun PJJ ni emang mulai lelah dan bosen si. Semoga si stylus bisa bantu naikin semangat belajar lagi

    BalasHapus
  15. Sedih banget, sudah siap-siap sekolah tatap muka eh mendadak pasien covid melonjak makin jauh deh dari impian anak-anak bisa masuk sekolah dan ketemu teman-temannya ya..

    BalasHapus