Minggu, 06 Juni 2021

Toleransi dan Silaturahmi Lewat Terowongan


              

Negara Indonesia adalah negara bhineka. Begitu juga dengan agama, setidaknya, ada enam agama yang disahkan, yaitu Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu. 

Semua pemeluk agama tersebut saling menghormati satu sama lain, menjalankan ibadah sesuai agama (bukan cuma identitas di KTP) dan saling menghormati satu sama lainnya. 

Hal ini sesuai dengan sila pertama dalam Pancasila, yaitu "Ketuhanan yang Maha Esa".

Sejak dahulu Indonesia terkenal dengan keberagaman dan toleransinya yang tinggi. Kita lihat buku-buku pelajaran PKn sejak Sekolah Dasar pun sudah memuat betapa pentingnya toleransi. 

Sebenarnya, apa sih, toleransi? Apa seperti saat ibadah, lalu pemeluk agama lain melakukan hal yang sama? Atau ketika umat lain merayakan hari raya, lantas agama lainnya harus mengucapkan selamat hari raya juga sebagai bentuk solidaritas atau toleransi? 

Lalu bagaimana dengan kenyataan toleransi beragama di Indonesia pada masa sekarang? 

Terkadang berbicara masalah perbedaan agama merupakan hal yang sensitif.  Kita sering mendengar banyaknya debat sampai perkelahian antar umat beragama. Bahkan, bukan hanya antar umat beragama, antara sesama umat dalam satu agama pun suka bentrok, hehe ....

Saya sendiri sependapat dengan dengan salah satu tokoh ulama "nyeleneh" yang menjadi saksi Deddy Corbuzier masuk Islam. Dalam tayangan videonya, beliau mengatakan bahwa jika penganut agama lain sudah masuk "kamar" yang lainnya, maka akan kacau, karena tidak paham dengan aturannya. Hal ini tidak bisa disebut toleransi lagi dan bisa menimbulkan konflik. 

Terowongan Silaturahmi, sumber gambar: Google 

Nah, yang lagi viral lagi, nih. Presiden Jokowi telah meresmikan "Terowongan Silaturahmi" yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral, pada tanggal 07 Januari 2021. Pembangunan terowongan sepanjang 33 meter ini dimaksudkan menjadi simbol toleransi dan kebhinekaan bangsa Indonesia. 

Banyak yang pro dan kontra dengan Pembangunan terowongan ini. Apalagi, kubu yang tidak suka dengan pemerintah saat ini. Sekilas info saja, sebenarnya ide membangun Masjid Istiqlal dekat dengan Gereja Katedral, dilakukan oleh Presiden Soekarno, untuk membangun toleransi. Jadi memang sudah sejak dulu pemimpin kita menggaungkan toleransi ini. 

Bagi saya, asal tidak mencampur adukkan dalam hal ibadah, hal itu tidak masalah. 

Untuk itu, sudah selayaknya semua orang hidup dengan damai. Jangan mempermasalahkan perbedaan, yang penting sisi nilai kemanusiaannya. Sebagai manusia, kita seharusnya selaras antara akal, hati, dan perbuatannya. 

Manusia itu diciptakan penuh keragaman oleh Tuhan. Maka untuk menghilangkan perbedaan tersebut, dibutuhkan rasa kasih sayang sesama manusia. 

Mari, kita fokus saja untuk meningkatkan iman dan takwa kita kepada Tuhan yang Maha Esa. 

#HariKesaktianPancasila
#AISEIWritingChallenge
#Juni2021Challenge

10 komentar: