Minggu, 07 Mei 2023

AKSI NYATA MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERDASARKAN NILAI KEBAJIKAN

 

Dilema Etika dan Bujukan Moral

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, kita dihadapkan pada berbagai macam situasi baik itu dari lingkup pribadi, keluarga, kelas, sekolah, maupun masyarakat. Situasi tersebut terkadang harus membuat kita untuk memilih dan mengambil sebuah keputusan.  Keputusan tersebut bisa berupa dilema etika maupun bujukan moral.

Dilema etika adalah situasi yang terjadi ketika seseorang harus memilih antara dua pilihan di mana kedua pilihan secara moral benar (benar vs benar) tetapi bertentangan. Sedangkan bujukan moral yaitu situasi yang terjadi ketika seseorang harus membuat keputusan antara benar dan salah.

Dalam situasi dilema etika dimana ada konflik antara beberapa nilai dan keyakinan, tidak ada solusi yang benar-benar  baik dan pilihan yang benar-benar buruk. Keduanya memiliki dampak positif dan negatif yang bersamaan. Di sini keputusan kita diuji apakah keputusan yang kita ambil ini sudah sesuai seperti yang diharapkan orang lain atau tidak. Pengambilan keputusan ini merupakan sebuah tugas yang berat, untuk itu kita harus memiliki dasar pengetahuan dalam pengambilan keputusan ini. Kita juga harus memiliki prinsip-prinsip berfikir dan nilai-nilai kebaikan yang akan menjadi landasan bagi kita dalam pengambilan keputusan.

 

Empat Paradigma, Tiga Prinsip, dan Sembilan Langkah Pengujian Pengambilan Keputusan

Ada empat paradigma yang berkaitan dengan dilema etika yaitu:

1).  Individu lawan masyarakat (individual vs community)

2).  Rasa Keadilan lawan rasa belas kasihan (justice vs mercy)

3).  Kebenaran lawan kesetiaan (turth vs loyalty)

4).  Jangka pendek lawan jangka panjang (short term Vs long term)


Dalam memilih atau menentukan paradigma yang sesuai pada sebuah kasus dilema etika kita perlu juga mengetahui tiga prinsip berpikir dalam pengambilan sebuah keputusan yaitu :

1. Berfikir berbasis hasil akhir ( end based thinking)

2. Berfikir berbasis peraturan ( ruled based thinking)

3. Berfikir berbasis rasa perduli ( care based thinking)

 

Selanjutnya terdapat sembilan langkah untuk menguji keputusan dalam situasi dilema etika, yaitu:

1. Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini.

2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini.

3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini.

4. Pengujian benar atau salah. Ada uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji halaman depan

    koran, dan uji panutan/idola.

5. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar.

6. Melakukan Prinsip Resolusi.

7. Investigasi Opsi Trilema.

8. Buat Keputusan.

9. Lihat lagi Keputusan dan Refleksikan

 

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran kita harus mampu mengambil keputusan yang bijaksana dan minim resiko dengan mengacu pada tujuan pengambilan keputusan yaitu mengandung nilai kebajikan universal, berpihak pada murid dan dapat dipertanggungjawabkan.

 

Kamis, 16 Februari 2023

Koneksi Antar Materi Modul 3.1. CGP: Pengambilan Keputusan Berdasarkan Nilai Kebajikan Universal



Seorang pemimpin, seperti kepala sekolah atau guru sebagai pemimpin pembelajaran, perlu mempertimbangkan dengan baik segala keputusan yang diambil.  Filosofi Ki Hajar Dewantara, "ing Ngarso sung tulada, ing madya mangun karsa,, tut wuri handayani berkaitan erat dalam pengambilan keputusan. Seorang pemimpin akan menjadi contoh dalam segala tindakan yang diperbuat, mampu memotivasi, serta mendorong orang lain untuk memperbaiki dirinya.

Selasa, 14 Februari 2023

Demontrasi Kontekstual 3.1

Pengambilan Keputusan Dilema Etika

Seorang pimpinan atau kepala sekolah harus mengambil keputusan. Tak jarang kasus yang harus dipecahkan tersebut memiliki dilema etika, di mana nilai-nilai kebajikan saling bersinggungan. Satu hal benar, di lain pihak satunya juga benar. Dengan demikian, pimpinan pun harus tepat dan mempertimbangkan dengan baik dalam memutuskan agar tidak ada pihak yang akan dirugikan. Tentunya, pengambilan keputusan tersebut berdasarkan unsur kebajikan universal, berpihak pada murid, dan dilakukan dengan penuh tanggung jawab.

Akan tetapi, lain halnya jika kasus tersebut berupa bujukan moral. Permasalahan yang dihadapi adalah nilai benar dan salah, sehingga pimpinan yang tentunya akan dapat langsung memutuskan tanpa menghadapi banyak pertimbangan atau dilema.

Kamis, 15 Desember 2022

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 2.3



PEMIKIRAN REFLEKTIF , ANALISIS UNTUK IMPLEMENTASI, DAN KETERKAITAN DALAM MODUL 2 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK




Materi Pendidikan Guru Penggerak pada Paket Modul 2 tentang Praktik Pembelajaran yang Berpihak Pada Murid, terdiri dari tiga modul, yakni Pembelajaran berdiferensiasi, Pembelajaran Sosial Emosional, serta Coaching untuk Supervisi Akademik.

Pembelajaran berdiferensiasi pada Modul 2.1 mengupas tentang pembelajaran yang mengakomodasi setiap kebutuhan individu murid berdasarkan kesiapan belajar, minat, serta profil belajar murid dengan strategi penerapan diferensiasi konten, proses dan produk.

Pembelajaran Sosial Emosional di Modul 2.2 merupakan penerapan konsep pembelajaran berdasarkan CASEL (Collaborative for Academic, Social and Emotional Learning) untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman agar seluruh individu di sekolah dapatmeningkatkan kompetensi akademik dan kesejahteraan psikologis (well-being)secara optimal.

Sementara itu, Coaching Supervisi Akademik di modul 2.3 menjelaskan bagaimana konsep coaching dalam dunia pendidikan bertujuan sebagai pendekatan pengembangan potensi orang lain melalui komunikasi yang memberdayakan.