![]() |
Keraton Kaibon Tahun 1920. Sumber gambar: Wikipedia |
Dari data Dinas Sosial, Kecamatan Kasemen bisa dibilang merupakan kantongnya kemiskinan Kota Serang. Banyak warga yang tergolong miskin, pendidikan kurang, gizi buruk, TBC dan masih banyak yang mempunyai Rumah Tidak layak Huni (RTLH). Padahal, di sini terdapat kawasan wisata ziarah Kesultanan Banten Lama yang banyak dikunjungi wisatawan.
Baca: Kecamatan Kasemen, Kantong Kemiskinan Kota Serang
Kali ini, saya akan membahas sebuah tempat bersejarah di Kasemen, yaitu Keraton Kaibon. Jangan bandingkan dengan keraton yang ada di Yogyakarta atau Solo, ya. Karena berbeda, tidak ada raja atau ratu di sana. Bangunannya juga sudah tidak utuh. Tinggal sisa puing-puingnya saja.
Kerjasama dengan Laz Harfa
Dari pertemuan tersebut, ternyata Laz Harfa mengajak Kampung Dongeng Serang untuk mengisi acara kegiatan mendongeng dan kreativitas, dan setelah itu mereka anak membagikan makanan bergizi untuk anak-anak di sekitar lingkungan Keraton Kaibon. Tepatnya di Desa Kroya, Kelurahan Kasunyatan, Kecamatan Kasemen, Kota Serang.
Laz Harfa sendiri adalah sebuah yayasan yang bergerak di bidang sosial dan keagamaan. Kantornya berpusat di Kota Serang dan ruang geraknya berada di wilayah Banten. Mereka mengumpulkan donasi untuk program kemanusiaan, salah satunya adalah program Berbagi Bahagia di Minggu Ceria Batch 2 ini. Program ini memberikan makanan untuk anak-anak dhuafa sekaligus ada edukasinya.
Kegiatan Santunan untuk Anak Dhuafa
Untuk mendapatkan paket makanan tersebut, Laz Harfa membuka donasi. Sekitar 60 paket makanan kotak akan dibagikan. Isinya pun tak tanggung-tanggung, benar-benar sangat bergizi. Nasi, sayur, lauk, buah, dan susu. Program tersebut sudah beberapa kali berjalan. Mereka menggandeng komunitas lain seperti Teras Baca Jawara, Moli (Motor Literasi), dan Green Generation Banten.
Tentu saja saya sangat antusias. Masa pandemi membuat kegiatan di Kampung Dongeng ikut hibernasi. Mendengar kegiatan di Keraton Kaibon, saya juga semangat, karena belum pernah sekali pun mengunjungi tempat peninggalan bersejarah tersebut. Sempat penasaran, dong, kenapa acaranya diadakan di sana? Saya pikir karena di sana adalah tempat wisata, jadi banyak yang berkumpul. Ternyata jawaban dari Kak Zahidah di luar dugaan. Menurutnya, perkampungan di daerah sekitar Kaibon sangat miskin, pendidikannya sangat rendah dan banyak anak-anak yang terkena gizi buruk.
Hari-H yang Hampir Gagal
![]() |
Aksi di depan anak |
Sejarah Keraton Kaibon
Berdasarkan plang tulisan sejarah Keraton Kaibon yang ada di sana, saya mendapatkan sedikit informasi tentang bangunan bersejarah ini.
Keraton Kaibon yang terletak di Link. Kroya, Kelurahan Kasunyatan, Kasemen, Serang, merupakan kediaman yang didirikan zaman pemerintahan Sultan Syafiudin. Sultan Banten ini memerintah dari tahun 1809-1815. Nama Kaibon bersal dari kata "ka-ibu-an" yakni tempat tinggal yang diperuntukan bagi Ibunda Sultan Syafiudin. Karena waktu Sultan ini menjabat, usianya masih kecil, sehingga untuk sementara, ibunya terlebih dahulu yang memerintah dan berkuasa.
Keraton Kaibon memiliki arsitektur pintu gerbang berbentuk Bantar (ambang terbuka) dan Paduraksa (gerbang tertutup). Keraton Kaibon dihancurkan oleh Belanda tahun 1832 oleh Belanda, dan sekarang hanya menyisakan pondasi dan reruntuhan bangunan.
Akhirnya, saya googling juga. Ternyata bangunan Kesultanan di Banten dihancurkan oleh Belanda, karena Sultan menolak melanjutkan pembangunan Jalan Raya Anyer Panarukan.
Ya, mungkin karena letak Keraton Kaibon yang berpisah dengan kawasan Banten Lama, banyak orang yang melewatkan tempat ini. Padahal, tempat ini juga mempunyai arti dan sejarah yang bagus. Bangunannya pun masih agak utuh.
Jangan Lupakan Kami, ya
Kakak-kakak kece dari Laz Harfa, Green Geeration dan Teras Baca Jawara akhirnya tak tega melihat saya dan anak-anak diterpa rintik gerimis yang lama-lama bisa basah kuyup semuanya.
Akhirnya, kami sepakat untuk pindah lokasi. Kami memutuskan untuk acara kegiatan di masjid yang ada di perkampungan sekitar. Sambil berjalan arak-arakan bersama anak-anak yang semakin lama semakin banyak, kami menuju masjid kampung. Dengan mata kepala saya sendiri, saya memang menyaksikan banyak rumah-rumah warga yang seukuran petak kecil terbuat dari kayu. Anak-anak terlihat berpakaian lusuh, namun tetap ceria.
Pemberian makanan dan masker pun berjalan lancar. Semua senang dan gembira karena acara berjalan lancar dan tepat waktu, walaupun terlambat karena pengisi acara telat dan hujan.
Tiba saatnya berpisah. Anak-anak dan beberapa kakak panitia mengantar kami sampai naik mobil. Entah karena tak ingin berpisah dengan saya atau dengan si Kemon, hehe ....
Setelah selesai, sesuai dengan rencana, kami jalan-jalan ke wisata Banten Lama dan mengunjungi Masjid Agung Banten. Walaupun malam hari, suasana sangat ramai dan indah dengan lampu yang berwarna-warni. Banten lama yang dulu kumuh dengan banyaknya pengemis di sepanjang jalan, berubah bersih dan indah dengan payung mirip di Madinah.
Yup, jika teman-teman datang ke wisata Banten Lama, keratonnya memang tinggal puing, tapi Masjid Agung Banten masih berdiri tegak dan indah, museumnya juga wajib dikunjungi. Dan yang terpenting, jangan lupa mengunjungi Keraton Kaibon, ya.
Sudah lama juga neh, saya pengin jalan-jalan ke sini, hehehe. Menarik
BalasHapusDitunggu ... Klo ke sini jangan lupa hubungi saya. Terima kasih atas ilmu feature dan masukannya, Kang Ali ...
HapusAku baru tau mbak ada Keraton ini, setelah pandemi bolehlah jalan-jalan kesini juga. Salam buat adik-adik disana ya mbak, aku suka sama anak-anak hihihih....
BalasHapusAsyik ... ditunggu
HapusSaya pernah dengat tentang Keraton Kaibon ini. Cuma sudah lama banget. Baca ini jadi mengingatkan kembali dan bertambah ilmu tentang keadaannya sekarang berikut kondisi masyarakat sekitarnya. Terima kasih. Semoga si Kemon terus sehat sehingga bisa menghibur semakin banyak anak. Sukses mbak Hayatilah, barakallahu fiik.
BalasHapusTerima kasih, Mbak Yuniar. Ayo ke sini.
HapusMakasih ya mba ada referensi tempat wisata bersejarah baru untuk saya. Langsung browsing!! heheehe sayang ya dihancurkan Belanda padahal sepertinya bagus loh ini situsnya
BalasHapusIya, katanya bagus banget, dikelilingi sungai keratonnya. Ayo, ke sini.
HapusWah, kegiatannya seru ya, saya jadi ikut senang mendengar ceritanya. Karena saya pun baru tau sama keraton ini mbak, hehe
BalasHapusSaya juga baru pertama kali ke sini, padahal orang Serang, haha...
HapusWah aku juga pernah ke keraton kaibon sewaktu jadi relawan. Emang bener sih mbak keadaan disana begitu dan aku kayaknya pernah wawancara salah satu penduduknya yang mata pencahariannya jadi nelayan sama apalagi ya lupa 😅
BalasHapusAih, masa, sih? iya, nelayan sama bertani.
HapusSubhanallah seru banget wisata sambil mengadakan kegiatan sosial. Sedih juga ya ternyata banyak anak-anak yang kekurangan, semoga anak-anak itu bisa tumbuh sehat, bahagia, dan cerdas aminn. Sesekali ke sini kayanya seru
BalasHapusAaamiin yra. Ditunggu ...
Hapusbaru tau ada tempat bernama Kroya juga di Serang, taunya di Cilacap doang >.< dah lama ga main ke tempat keraton-keratonan ah jadi pengen pergi-lagiii hehehe
BalasHapusAyo, ditunggu. keratonnya sih tinggal pondasi, tapi masjidnya masih berdiri tegak. Ada museumnya juga.
HapusMbak..aku pernah kesana pengemis banyak sekali, apa sekarang masih kah...asyik juga sebenarnya tempat bersejarah..
BalasHapusUdah gak ada ... sekarang tempatnya bagus banget, kok.
HapusMenarik sekali mbak bisa berwisata dan juga bakti sosial dengan anak-anak Dhuafa, sangat bermanfaat. Aku jadi terinspirasi dengan cerita mbak Hayatilah ini <3
BalasHapusUntuk keratonnya, sayang banget sudah dihancurkan eleh belanda, padahal cerita dibalik keraton itu untuk ibunya. Menarik mbak ceritanya, sampe sudah di google juga hehe
Luar biasa, mbak. Aktivitasnya keren dan inspiratif sekali. Selalu terkesan dengan teman-teman yg bisa berbagi seperti ini
BalasHapusLebih terawat ya keratonnya sekarang, salut. Keren banget acaranya ya Bu, anak-anak pasti bahagia banget deh bisa mendengar dongeng seru...
BalasHapus