Minggu, 12 September 2021

Pohon Mangga Pak Mahmud


Pak Mahmud punya pohon mangga di halaman rumahnya. Baru kali ini pohonnya berbuah, besar dan lebat. 

Edo dan teman-teman sering melewatinya sambil membayangkan memakan mangga jenis harum manis yang terlihat lezat itu. 

Namun, Pak Mahmud

sangat galak. 

Ia melotot bahkan 

marah-marah 

kalau ada yang 

mendekati 

pohon mangganya.

“Ayo, kita diam-diam ambil mangganya,” usul Edo suatu hari.

“Iya, aku sebal. Kita beri pelajaran orang pelit itu,” ujar Kiko menambahkan.

“Tapi ...,” Beno yang bertubuh gemuk tidak melanjutkan perkataannya. Ia tidak setuju karena itu perbuatan tidak baik.

“Sudah, ayo, kita lets go!” ajak Edo memaksa.

Mereka bertiga pun mengayuh sepedanya ke rumah Pak Mahmud. Di sana tampak sepi. Edo dan Kiko mulai memanjat. Sementara Beno menunggu di bawah.

Tak berapa lama, Pak Mahmud ke luar rumah. Ia berteriak memanggil ketiganya. Mereka terkejut dan langsung kabur. Sayangnya, Edo tertangkap.

“Ampun, Pak! jangan hukum saya,” teriak Edo ketakutan.

Pak Mahmud memilin kumisnya. “Siapa yang mau menghukum kamu, Bapak mau minta tolong ambilkan semua mangganya. Sudah matang, mau dibagikan ke tetangga.” 

Edo tersenyum malu. Rupanya ia salah paham. 

Pak Mahmud sengaja menjaga mangganya sampai saat panen, agar bisa berbagi ke tetangga. Edo pun meminta maaf dan memanggil temannya untuk membantu Pak Mahmud.


***


#Septemberchallengeforpublishing

#AISEIchallenge

#menulisceritaanak

#tolongmemolong

#berbagi



Hayatilah Nur adalah nama pena dari Nurhayati. Guru di sekolah berkebutuhan khusus, Kota Serang, Banten. Selain mendongeng, juga menulis cerita anak. 




2 komentar: