SAPU LIDI
Hari Minggu pagi, Rio ada janji dengan teman-temannya. Pak Ustaz menugaskan mereka untuk kerja bakti membersihkan musala dekat lapangan. Namun, setelah ditunggu hampir setengah jam, baru Nina yang datang. Tiga orang lagi belum terlihat batang hidungnya.
“Pada ke mana, sih? Tahu gitu, aku tidur dulu atau main hape di rumah,” gerutu Rio sambil menguap lebar. Nina hanya cengar-cengir mendengarnya.
“Ya sudah, kita duluan,” ucap Rio jengkel. “Nina, kamu bersihin teras dan halaman. Aku bagian dalam musala!” perintahnya.
Tak lama, satu per satu temannya datang. Mulai dari Beni, Lulu, dan Hamdan. Anak yang terakhir datang berpakaian rapi dan wangi, tetapi lupa menyisir rambut. Sontak saja Hamdan jadi bahan tertawaan.
Beni dan Hamdan hendak membantu Rio, tetapi anak itu keburu kesal. Ia pun melarang mereka dan menyuruh membantu Nina dan Lulu di luar.
“Aku bisa ngerjain semuanya sendiri!” Rio memang berbadan besar dan kuat. Yang lain pun segan kepadanya.
Dengan cepat, Rio membersihkan debu dan kotoran di karpet menggunakan sapu lidi. Belum selesai, ikatan sapu lidinya lepas. Ia pun sibuk merapikan batang lidi yang berserakan di atas karpet hijau itu. Napasnya mulai ngos-ngosan.
Rio mengeluh, tugasnya masih banyak. Mengangkat karpet, menyapu, mengepel lantai, lalu memasang karpetnya lagi. Sementara tugas teman-temannya di luar sudah hampir selesai.
Rio menyesal. Ia memandangi batang lidi, kemudian teringat perkataan Pak Ustaz. Kekuatan itu ibarat sapu lidi. Jika sendiri ia lemah, jika bersatu dan bekerja sama, maka ia bisa berguna. Rio baru menyadari hal itu.
Sementara itu, teman-temannya sudah selesai. Mereka berdiri di depan pintu sambil memandanginya. Rio pun tersenyum dan mengajak mereka untuk membantu. Bersama-sama, pekerjaan akan lebih ringan dan cepat selesai. Setuju?
Hayatilah Nur adalah nama pena dari Nurhayati. Pendidik yang berkeinginan menjadi penulis cerita anak. Semangat terus untuk belajar dan berkarya. IG dan FB: Hayatilah Nur.
Tak lama, satu per satu temannya datang. Mulai dari Beni, Lulu, dan Hamdan. Anak yang terakhir datang berpakaian rapi dan wangi, tetapi lupa menyisir rambut. Sontak saja Hamdan jadi bahan tertawaan.
Beni dan Hamdan hendak membantu Rio, tetapi anak itu keburu kesal. Ia pun melarang mereka dan menyuruh membantu Nina dan Lulu di luar.
“Aku bisa ngerjain semuanya sendiri!” Rio memang berbadan besar dan kuat. Yang lain pun segan kepadanya.
Dengan cepat, Rio membersihkan debu dan kotoran di karpet menggunakan sapu lidi. Belum selesai, ikatan sapu lidinya lepas. Ia pun sibuk merapikan batang lidi yang berserakan di atas karpet hijau itu. Napasnya mulai ngos-ngosan.
Rio mengeluh, tugasnya masih banyak. Mengangkat karpet, menyapu, mengepel lantai, lalu memasang karpetnya lagi. Sementara tugas teman-temannya di luar sudah hampir selesai.
Rio menyesal. Ia memandangi batang lidi, kemudian teringat perkataan Pak Ustaz. Kekuatan itu ibarat sapu lidi. Jika sendiri ia lemah, jika bersatu dan bekerja sama, maka ia bisa berguna. Rio baru menyadari hal itu.
Sementara itu, teman-temannya sudah selesai. Mereka berdiri di depan pintu sambil memandanginya. Rio pun tersenyum dan mengajak mereka untuk membantu. Bersama-sama, pekerjaan akan lebih ringan dan cepat selesai. Setuju?
***
Hayatilah Nur adalah nama pena dari Nurhayati. Pendidik yang berkeinginan menjadi penulis cerita anak. Semangat terus untuk belajar dan berkarya. IG dan FB: Hayatilah Nur.
Tema: Kerja Sama
Jumlah kata: 267
Tidak ada komentar:
Posting Komentar